Rabu, 06 Januari 2010
Quantum School
Quantum Learning merupakan salah satu metode yang efektif dalam pembelajaran. Ada beberapa prinsip dalam Quantum Learning yang diterapkan di sekolah ini, yaitu:
1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Di Indonesia sendiri metode Quantum Learning belum banyak diterapkan disekolah-sekolah. Oleh karena itu, dengan menggunakan nama Quantum School diharapkan akan menimbulkan minat tersendiri bagi calon peserta didik yang ingin mencoba belajar dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dengan metode Quantum Learning.
Visi sekolah ini adalah menjadi sekolah yang bukan hanya unggul dalam kemampuan akademis dan non akademis dengan sikap yang baik, berbasis teknologi informasi, mantap dalam imtaq, unggul dalam iptek, berprestasi dalam akademis dan non akademis serta siap bersaing dalam menghadapi era global. Serta menciptkan pembelajaran yang menyenangkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, ada beberapa cara yang dilakukan, yaitu:
1. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur , jadi pendengar yang baik dan selalu gembira (tersenyum).
2. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan/kegembiraan. “learning is most effective when it’s fun. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) , dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
3. Lingkungan Belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan:
1. Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U, lingkaran
2. Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas
3. Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas
4. Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata mutiara pemacu semangat, misalnya kata: “Apapun yang dapat Anda lakukan, atau ingin Anda lakukan, mulalilah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya” (Goethe).
4. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Guru dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan cara :
1. Kegiatan-kegiatan pelepas stres seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, outbond dan sebagainya.
2. Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti melakukan tour, makan bersama dan sebagainya.
3. Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan yaitu melalui bimbingan konseling baik oleh petugas BP/BK maupun guru itu sendiri.
5. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda dalam pembelajaran.
Sesuai dengan tuntutan kompetensi sumber daya manusia, diharapkan dengan bersekolah di sekolah ini, para siswa akan memiliki pengetahuan/wawasan global yang terdiri dari pengetahuan konseptual yang integrative dan aplikatif, orientasi pada solusi, inovasi dan kreatifitas serta nilai-nilai universal (lintas budaya). Para siswa juga akan mempunyai keterampilan global melalui komunikasi multi budaya, pemanfaatan teknologi dan informasi, pengembangan intelektual, emosional, dan adversity skill. Selain itu diharapkan siswa memiliki sikap/perilaku yang dinamis dan fleksibel, inisiatif dan proaktif, inovatif dan kreatif serta mandiri / “survive”. Semua kompetensi itu bisa diwujudkan melalui program yang diterapkan disekolah ini melalui kegiatan akademis yaitu kegiatan belajar mengajar serta melaui kegiatan non akademis yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Program utama yang diterapkan disekolah ini adalah program kelas regular. Sedangkan program pendukungnya adalah mengembangkan kegiatan di bidang non akademis yaitu dengan kegiatan ekstrakurukuler. Disekolah ini terdapat 6 buah kelas regular yang masing-masing terdiri dari 30 orang siswa. Dengan program kelas regular ini diharapkan para siswa tidak akan ada jarak satu sama lainnya dan tidak ada kelas yang di istimewakan.
Sesuai dengan tujuan sekolah ini yaitu mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa, sekolah memberikan kegiatan ekstrakurikuler. Diharapkan setelah siswa lulus dari sekolah ini mempunyai spesialisasi dibidang akademis maupun non akademis sehingga dapat lebih musah untuk melanjutkan kejenjang yang berikutnya. Sekolah ini memberikan fasilitas yang selengkap-lengkapnya serta memberikan pendidik yang kompeten dibidangnya sesuai dengan spesilisasinya.
Berdasarkan tujuan yang ingin di capai sekolah ini untuk mengembangkan potensi siswa baik dibidang akademis, non akademis, dan sikap yang baik maka dalam menentukan kelompok peserta didik yang bisa mendaftar sekolah ini memiliki beberapa kriteria, yaitu:
a. Kelas yang akan dibuka berjumlah 8 kelas yang masing-masing kelasnya terdapat 30 siswa.
b. Siswa yang mendaftar berusia 14-16 tahun.
c. Untuk siswa pada kelas reguler memiliki nilai rata-rata 7.0
d. Siswa memiliki minimal satu kemampuan khusus dibidang non akademis.
e. Memiliki riwayat kesehatan yang bagus.
f. Melengkapi dokumen-dokumen, seperti ijazah, NEM, sertifikat, kartu keluarga, dan lain-lain.
g. Siswa harus memiliki prestasi baik di bidang akademis maupun non akademis.
h. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Strategi publikasi yang dilakukan oleh sekolah ini adalah dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
a. Sekolah memberikan informasi dengan cara walk-ins, yaitu calon siswa mencari informasi sendiri ke sekolah ini.
b. Melalui internet, yaitu dengan membuat blog khusus tentang sekolah ini atau dengan menggunakan Facebook.
c. Membuat iklan pada media masa atau elektronik.
d. Menyebarkan brosur ditempat-tempat strategis, seperti di Mall, toko buku, sekolah-sekolah, bimbel atau kursus-kursus, dan lain-lain.
e. Melalakukan promosi langsung ke sekolah-sekolah.
f. Melakukan open house.
Proses dan alat yang digunakan sekolah ini untuk seleksi adalah sebagai berikut:
1. Seleksi administrative. Dalam seleksi administrative mencakup pengisian formulir, bukti pembayaran seleksi (jika ada), kelengkapan dokumen pendukung seperti ijazah, NEM, dan sertifikat, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
2. Tes-tes. Materi-materi dalam tes berisi psikotes, tes pengetahuan yang berhubungan dengan potensi akademik dan tes performance. Tes harus memperhatikan aspek kelayakan (feasibility) dan aspek fleksibelitas.
3. Wawancara. Wawancara berisi percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima (acceptability) calon. Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara secara individu dan wawncara secara kelompok. Jenis-jenis pertanyaan pada wawancara yaitu tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving, dan stress interview. Sikap pewawancara harus active listening, ramah, menunjukkan perhatian kepada orang lain. Dalam wawancara harus ada terminasi atau pemberitahuan jika waktu untuk wawancara telah habis. Pada saat evaluasi hasil wawancara harus ada acuannya. Ada beberapa hal kesalahan dalam wawancara, yaitu hallo effect adalah menggunakan data terbatas dan berprasangka tentang hal-hal lain, leading question adalah mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara, personal biases adalah perasangka pewawancara terhadap kelompok tertentu, dan dominasi pewawancara adalah menggunakan waktu untuk menceritakan diri sendiri pewawancara atau tidak relevan dengan materi pewawancara.
4. Pemeriksaan referensi. Dalam pemeriksaan referensi ada dua hal, yaitu personal reference dan performance reference. Personal reference adalah informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat, lebih menekankan aspek positif dari calon. Muatan dalam personal reference adalah kemampuan akademik, keamampuan financial, dan kemampuan menjalin proses pendidikan. Performance reference adalah referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon. Dapat dibuktikan dengan foto copy dokumen.
5. Evaluasi medis. Evaluasi medis dilakukan untuk menunjukkan kesehatan calon. Evaluasi medis dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Bisa dilakukan secara mandiri oleh lembaga pendidikan tersebut atau menyerahkannya kepada lembaga kesehatan tertentu yang telah ditunjuk lembaga pendidikan tersebut. Evaluasi medis dilakukan untuk mengurnagi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asuransi serta agar calon lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangan kesehatan.
Kriteria kelulusan ditentukan jika calon siswa telah memenuhi kriteria calon siswa yang telah ditetapkan sekolah ini dan memenuhi proses seleksi yang telah ditetapkan. Keputusan penerimaan dilakukan pada papan pengumuman, surat, jaringan internet atau pun melalui telepon.
Sabtu, 02 Januari 2010
Nama saya Lia Damayanti. Saya lahir di Jakarta, 3 November 1990. Saya anak ke 2 dari 2 bersaudara. Papa saya bernama Achmad Asani dan mama saya bernama Tri Wahyuni Sungkowati. Saya memiliki 1 kakak perempuan, namanya Maini Indah Sari.
Saya dulu bersekolah di TK Al- Hikmah, SDN Percontohan Ujung Menteng 04 Pagi , SMP N 193 Jakarta, dan SMA N 11 Jakarta. Sekarang saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta jurusan Manajemen Pendidikan Reguler 2008. Saya masuk UNJ lewat jalur UMB.
Waktu saya d SD, saya pernah mendapat Juara 1 Pramuka tingkat kecamatan Cakung. Saya juga pernah mendapatkan juara 2 lomba MTQ Berjamaah Tingkat kecamatan.
Saya ingin sekali keliling dunia. Walaupun itu sangat susah untuk tercapai. Setidaknya saya bisa keliling dunia dengan membaca buku atau browsing di internet. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia saya suka dan ingin mempelajarinya. Seperti bahasa, kebudayaannya serta tempat-tempat yang indah di seluruh dunia.
Saya juga suka terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan sport. Yang paling saya sukai adalah sepak bola. Saya adalah seorang Milanisti Sejati. Segala sesuatu tentang AC Milan selalu membuat saya tertarik. Saya akan selalu mendukung klub kebanggaan saya itu. Saya selalu melihat setiap pertandingannya di TV dan selalu update berita terbaru.
Saya itu orangnya melankolis, idealis, kadang suka berubah-ubah, cepat jenuh dengan rutinitas, dan melakukan segala sesuatu dengan perasaan. Kalau sudah ngantuk dan panas, bisa jadi badmood. Kalau sudah seperti itu, semua kegiatan akan berantakan gara-gara badmood.
Aplikasi Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa
A. PENDAHULUAN
Dalam bidang kemiliteran, sebelum pasukan menggempur tempat musuh yang akan ditaklukan, terlebih dahulu para pemimpin tentara mengatur strategi di pusat kemiliteran. Mereka mengatur siasat bagaimana melakukan pendekatan ke tempat musuh tersebut, memilih dan menentukan cara dan teknik menaklukannya, serta mempersiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan, dan mengatur strategi agar prosesnya efisien dan hasilnya efektif. (Suherman, dkk :4).
Begitu juga dengan belajar, untuk mencapai suatu prestasi yang diinginkan sesuai dengan hasil belajar yang telah dilakukan dengan mengatur kegiatan belajar baik di lingkungan masyarakat maupun dilingkungan sekolahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita perlu memilih strategi tertentu agar pelaksanaan belajar yang dilakukan berjalan dengan lancar dan hasilnya optimal.
Siswa dalam belajarnya dilakukan dengan tidak memperhatikan kendala – kendala yang dihadapi dalam belajar, sehingga siswa cepat mengalami prustasi atau kegagalan dalam belajar, akibatnya mempengaruhi hasil belajar. Selain itu juga akan mempengaruhi pada diri siswa, akan mengalami kemunduran dalam minat belajar, kepercayaan diri yang menurun untuk memperbaiki kegagalan.
Dalam hal ini kegagalan belajar juga tidak di perhatikan oleh siswa, untuk bisa menanggulangi masalah – masalah dalam proses belajar dengan melakukan suatu perubahan – perubahan dalam belajar. Untuk itu diperlukan kesadaran dari diri siswa maupun lingkungan yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Seperti halnya memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa yang memiliki kemampuan berprestasi, dan yang peling penting yaitu memberikan motivasi dalam diri siswa baik yang timbul karena kesadaran dirinya betapa pentingnya belajar ataupun motivasi dari orang lain.
Paparan di atas merupakan suatu masalah yang sering terjadi dalam perkembangan siswa dalam proses belajar, dan bagaimana strategi motivasi dapat di aplikasikan dalam proses belajar untuk menghasilkan dan meningkatkan keefektifan belajar siswa.
B. MOTIVASI
1. Pengertian Motif dan Motivasi
Seorang siswa tekun mempelajari buku sampai malam, tidak menghiraukan lelah dan kantuknya. Jika kita perhatikan si siswa dan si petani itu, timbul pertanyaan pada diri kita : Mengapa mereka lakukan atau bekerja seperti itu ? atau dengan kata lain : Apakah yang mendorong mereka untuk berbuat demikian? Atau : Apakah motif mereka itu?
Dari contoh di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Apa saja yang yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya.
Juga dalam soal belajar, motifasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolahan seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motifasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.
Benyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semua tidak terduga. (Purwanto, 2002 : 60-61).
Motivasi ialah suatu proses untuk menggalakkan sesuatu tingkah laku supaya dapat mencapai matlumat-matlumat yang tertentu. Konsep motivasi memang susah difahami kerana kesannya tidak dapat diketahui secara langsung. Seseorang guru terpaksa melibatkan proses berbagai motif kelakuan seseorang yang diukur dari segi perubahan, keinginan, keperluan dan matlamatnya. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Motivasi).
Motivasi masih sukar diukur akan kelakuan itu tidak hanya disebabkan oleh sesuatu motif atau desakan sahaja, tetapi ada faktor-faktor yang membuatkan seseorang itu terdorong untuk berbuat sesuatu.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau menyelakan perasaan tidak suka itu. (Sudirman, 2001:73).
Istilah ”motif” dan ”motivasi” keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah ” pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).
Sesuatu organisme yang dimotivasi akan terjun dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien dari pada yang tanpa dimotivasi. Motivasi hanya mempertanggungjawabkan penguatan aspek-aspek perilaku, dan bahwa mekanisme lainya ( yaitu belajar, dan kognisi) berlaku untuk mengarahkan prilaku. (Taufiq, 1996:5).
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.
a. Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kan kesenangan.
b. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
c. Untuk menjaga atau menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan – dorongan dan kekuatan – kekuatan individu.
Motifasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan – kekuatan yang kompleks, dorongan – dorongan, kebutuhan – kebutuhan, pernyataan – pernyataan, atau mekanisme – mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan – kegiatan yang inginkan ke arah penciptaan tujuan – tujuan personal. (Purwanto, 2002 :72).
2. Motivasi belajar
Waktu masih remaja, kita mempunyai kemampuan untuk belajar dan melihat kelalaian masa lalu. Ketika kita mulai mengikuti ajaran-ajaran keluarga, sekolah, dan lingkungan, motivasi kita di awal tahun berganti dari tujuan kita ke menyenangkan orang lain, dan sering kali keinginan kita untuk belajar penderitaan. (www.studygs.net/indon/motivation.htm www.studygs.net/indon/motivation.htmwww.studygs.net/indon/motivasi.htm).
Bagaimana siswa bisa motivasi diri sendiri?, bagaimana siswa dapat :
a. mengakui rasa penemuan anda
b. bertanggung jawab pada pelajaranmu
c. menerima resiko dari belajar dengan kepercayaan, kemampuan, dan otonomi
d. mengakui bahwa "kegagalan" adalah sukses:
belajar dari kegagalan alalah dengan jalan yang sama belajar apa
e. merayakan prestasi anda jika dapat mencapai tujuan anda.
Perjalanan motivasi dalam diri sentiasa berpusing dan berubah serta memerlukan peningkatan ganjaran. Motivasi seseorang siswa bermula dengan usahanya. Usahanya dipengaruhi oleh tekanan positif dan tekanan negatif yang dialami. Tekanan positif ini termasuklah keinginan mendapatkan ganjaran penilaian atau peningkatan prestasi dalam belajar. Tekanan negatif pula mungkin dalam bentuk ketidakupayaan menyempurnakan harapan, dan sasaran yang dikehendaki.
Jadi memotivasi bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya.
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu:
a. Motivasi pertama yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya siswa patuh pada gurunya karena takut dikenai sangsi jika melakukan kesalahan yang akan berakibat nilai akan jelek.
b. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Siswa mau melakukan sesuatu atau belajar karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
c. Motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya belajar bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya. ( http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html)
Untuk menjadi manajer pada diri sendiri yang efektif dan dapat memotivasi untuk mencapai sasaran, maka ada tiga hal yang harus dilakukan.
a. Pertama adalah membangkitkan inner motivation dari seorang siswa dengan menetapkan berbagi sasaran yang akan dicapai. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap siswa dalam belajar dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya.
b. Kedua dan ketiga yang perlu dilakukan oleh seorang efektif adalah memberikan pujian yang tulus dan teguran yang tepat. Kita dapat membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian, dorongan dan kata-kata atau gesture yang positif. Dapat menempatkan ini sebagai prisip pertama dan kedua dalam menangani manusia, yaitu:
1). jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan
2). berikan penghargaan yang jujur dan tulus.
Manusia pada prinsipnya tidak senang dikritik, dicemooh atau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi kritik atau teguran yang tepat seringkali justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang kokoh dan handal. Yang penting dalam menegur orang lain adalah bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran yang tepat justru dapat menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif.
Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang belajar atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy). (http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html).
3. Strategi Motivasi Belajar
Pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa sebanyak mungkin. Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa.
a. Membangkitkan minat belajar
Tujuan penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa.
b. Mendorong rasa ingin tahu
Membangkitkan hasrat ingin tahu siswa tentang apa yang terjadi, dan begitu seterusnya.
c. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar suatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik.
d. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip dasar motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan oleh orang lain.perasaan memiliki tujuan pembelajaran itu pada akhirnya akan melahirkan dorongan untuk memperolehnya.( Anni, 2004: 136-137).
C. BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sadar atau tidak, proses ini sebenarnya telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
Belajar menurut kamus umum bahasa Indonesia berarti berusaha, berlatih dan sebagainya supaya mendapat kepandaian. Dari pengertian itu dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan kualitas dan kuantitas perilaku pada diri seseorang yang ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan, daya pikir, kecakapan, sikap, kebiasaan dan lain –lain.
Belajar adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sesuatu yang belum di mengerti atau yang belum didalami secara menyeluruh tentang suatu hal. Dengan belajar seseorang akan dapat mengubah dirinya kearah yang lebih baik, baik dari segi kualitas, maupun kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Apabila dalam suatu proses belajar seseorang tidak mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas kemampuan, maka orang tersebut pada dasarnya belum belajar, atau dengan kata lain gagal dalam belajar.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan aktif siswa dalam membangun pengertian dan pemahaman. Oleh karena itu dalam proses siswa harus di beri waktu yang memadai untuk bisa membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun ketrampilan dari peengetahuan yang diperolehnya. Artinya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir dalam menghadapi masalah sehingga siswa dapat membangun gagasannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Tidak membantu siswa secara dini, menghormati hasil kerja siswa, dan memberi tantangan kepada siswa dengan banyak memberi latihan soal merupakan strategi guru untuk membentuk siswanya menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar pada dasarnya berada di tangan siswa. Namun demikian bukan berarti guru tidak mempunyai tanggung jawab apapun. Tanggung jawab guru adalah menciptakan suasana belajar yang dinamis sehingga siswa terdorong motivasi belajarnya, sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.
Prinsip belajar di atas sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang harus berlanjut sepanjang hidup. Prinsip-prinsip belajar antara lain :
1. belajar harus mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan ini dimaksudkan agar seseorang dapat menentukan arah yang jelas sehingga tahap-tahap yang harus di tempuh akan tersusun dengan baik, yang memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal
2. proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang problematik
Dengan banyaknya problem yang di hadapi akan mendorong siswa untuk berfikir mencari jalan agar masalahnya dapat terselesaikan. Semakin besar kualitas dan kuantitas problem yang di hadapi, semakin luas pula cara siswa berfikir untuk memecahkannya.
3. belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna di banding belajar dengan hafalan
Belajar dengan pemahaman memungkinkan siswa mengetahui konsep yang diajarkan, sehingga apapun permasalahan yang di hadapi akan bisa terselesaikan dengan baik. Sedangkan belajar dengan hafalan hanya cenderung merangsang siswa untuk mengingat apa yang telah diajarkan kepadanya tanpa mengetahui konsep dasar yang relevan dengan bahan ajaran yang diterima. Hal ini menyebabkan siswa kurang terampil dalam menghadapi permasalahan yang lebih kompleks meski dengan konteks yang sama.
4. belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil di banding belajar secara terbagi
Dengan belajar secara menyeluruh siswa akan lebih mengerti dengan jelas hubungan-hubungan dari berbagai komponen yang ada dalam suatu bahan ajaran. Sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mudah dan cepat di bandingkan dengan belajar bagian demi bagian.
5. belajar memerlukan kemampuan untuk menangkap intisari pelajaran itu sendiri
Sehubungan dengan pengertian di atas, apa yang di terima siswa dalam belajarnya mempunyai arti bahwa siswa telah menangkap intisari dari pelajaran yang disampaikan.
6. belajar merupakan proses kontinu
Belajar merupakan suatu proses, dan proses itu membutuhkan waktu. Hal ini didasarkan pada keterbatasan kemampuan manusai dalam menerima sesuatu secara spontan. Oleh karena itu belajar akan membawa hasil yang maksimal apabila dilakukan secara kontinu dengan jadwal yang teratur dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
7. proses belajar memerlukan metode yang tepat
Pengguanaan metode yang tepat dalam proses belajar mempunyai arti yang penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan materi yang tepat akan membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa, sehingga proses transfer pengetahuan akan lebih cepat dilakukan. Dengan metode yang tepat pula guru berhasil menjadi fasilitator dari proses belajar yang terjadi.
8. belajar memerlukan minat dan perhatian siswa
Proses belajar membutuhkan minat dan perhatian siswa untuk dapat mrnyerap materi yang disampaikan. Tugas seorang gurulah yang harus membangkitkan minat manusia dalam mengembangkan, menambah pengetahuan, dan mengikuti perkembangan di segala bidang kehidupan.
Prinsip ini mengacu pada empat pilar pendidikan yang universal yaitu belajar mengetahui (learning to know ), belajar yang melakukan (learning to do ), belajar menjadi diri sendiri (learning to be ), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together ).
Selain itu prinsip belajar menurut Thorndike dalam Nana Syaodih dan R Ibrahim (1996 : 17) adalah low of endiness yang berarti belajar memerlukan kesiapan siswa, low of exercise yang menyatakan bahwa belajar memerlukan banyak latihan, dan low of effect yang menyatakan belajar akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Belajar akan merubah seseorang, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku di sebut perubahan. Ciri-ciri belajar menurut Max Darsono Alex dan kawan – kawan (2000:30) adalah :
1. Belajar dilakukan dengan sabar dan memiliki tujuan.
2. Belajar merupakan pengalaman tersendiri.
3. Belajar adalah proses interaksi individu dengan lingkungan.
4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri pelaku.
Belajar merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan serta sikap. Perubahan ini bersifat relatife konstan dan berbekas (Winkel, 1996: 53). Dengan demikian belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari tata kehidupan manusia. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar dapat diasumsikan pada diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku ( Herman hudoyo, 1988:1). Berhasil tidaknya kegiatan belajar akan sangat di pngaruhi oleh factor-faktor yang terlibat dalam proses belajar itu sendiri yaitu peserta didik, pengajar, sarana dan prasarana serta penilaian (Herman Hudoyo, 1988:6-7).
2. Belajar Efektif
Belajar memang suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Jika proses belajarnya tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti permainan biasa (Dinas P dan K Jawa tengah, 2003: 2).
Belajar yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :http://www.studygs.net/indon/concen.htm
a. Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
b. Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.
c. Kerjakan dulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
d. Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
e. Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
f. Cari solusi yang lebih baik.
Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
g. Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapat ide-ide yang cemerlang.
Seseorang sudah “Belajar” apabila pada dirinya terjadi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Telah mengalami perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti, tidak paham menjadi paham, ragu-ragu menjadi mantap, tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan.
2. Memiliki keterampilan, yaitu dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dari kurang/tidak cekatan menjadi lebih cekatan.
3. Memperoleh nilai-nilai baru yang positif, misalnya semula bersikap acuh tak acuh terhadap pelajaran agama menjadi acuh, dulu tidak menghargai orang lain menjadi menghargai.
Enam Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu:
1. Survey (Meninjau)
Usaha untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan penyajiannya secara sepintas lalu.
2. Question (Mengajukan Pertanyaan)
Mengajukan pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu akan berusaha mencari jawabannya.
3. Reading (Membaca)
Bacalah dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan
4. Recite (Mengingat sambil menyebutkan kembali)
Rahasia yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga mempelajari jawaban.
5. Record (Mencatat)
Tujuan membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatannya dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari.
6. Review (Mengulang Kembali)
Mengulang kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa melihat catatan. Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html
PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Oleh M. Sobry Sutikno
Pembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan. - M. Sobry Sutikno -
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
http://motivasibelajar.wordpress.com/2008/05/20/motivasi-belajar-dan-teori-kepribadian/
Motivasi Belajar dan Teori Kepribadian
Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Orang dapat termotivasi makan apabila sedang lapar, pergi ke mall hari ini, mendapatkan nilai IPS yang lebih baik semester ini, atau memperbaiki kondisi lingkungan hidup di sekitar rumah tinggal mereka. Dengan kata lain, kata motivasi dapat dikenakan pada perilaku dalam suatu ragam atau rentang situasi yang sangat luas.
Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk memerikan suatu kecendrungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam berbagai cara yang berbeda. Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Sebagai misal, seseorang dapat dimotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi situsional), namun sejumlah orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang lain (motivasi sebagai suatu karakteristik pribad atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak berhubungan. Motivasi sebagai sutu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional). Lihat juga Motivasi Belajar dan Teori Atribusi
Sebagai contoh, anak-anak yang dipuji oleh orang tua dan guru mereka karena menunjukkan minat terhadap lingkungan di sekitar mereka, berhasil di sekolah, membaca cukup baik dan menikmati membaca, dan menemukan isi buku yang menarik dan berguna, mereka akan mengembangkan suatu cinta belajar sebagai suatu ciri kepribadian umum dan akan membaca serta belajar meskipun tidak ada seorangpun mendorong mereka untuk melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, ciri kepribadian ini merupakan hasil sejarah panjang dari motivasi situsional untuk belajar, McCombs, 1991. Hal ini mengandung arti bahwa apabila, karena terjadi suatu sejarah yang sangat berbeda dari sejarah yang baru saja dicontohkan di atas, misalnya ada seorang anak yang gagal untuk mengembangkan perasaan cinta untuk belajar sebagai suatu karakteristik pribadi, maka cinta belajar itu masih dapat ditanamkan pada diri anak itu dan kemudian menjadi kepribadian anak itu. Sebagai misal, banyak anak-anak yang berasal dari keluarga di mana belajar tidak dihargai tinggi dan di mana orang-orang dewasa sedikit membaca, tidak mengembangkan rasa cinta belajar sebesar rasa cinta belajar anak-anak yang berasal dari keluarga yang lebih berorientasi pada prestasi dan membaca. Meskipun demikian pengalaman sekolah positip dan dorongan guru untuk belajar, rasa ingin tahu, dan membaca, pada waktunya dapat mengatasi kekurangan dorongan atau model di rumah dan mengembangkan rasa cinta belajar hampir seperti setiap anak yang lain. Oleh karena itu apabila kita berbicara tentang motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi, penting untuk berbagai macam tatanan (aturan) dan sulit diubah dalam waktu singkat.
5 Konsep Penting Motivasi Belajar
Pertama
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
Kedua
Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
Ketiga
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.
Keempat
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
Kelima
Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.
Keenam
Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk mengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan/kegagalan. Siswa dapat termotivasi dengan orientasi ke arah tujuan-tujuan penampilan. Mereka mengambil mata pelajaran-mata pelajaran yang menantang. Siswa yang berjuang demi tujuan-tujuan penampilan berusaha untuk mendapatkan penilaian positip terhadap kompetensi mereka. Mereka berusaha untuk mendapat nilai baik dengan cara menghindar dari mata pelajaran yang sulit. Guru dapat membantu siswa dengan mengkomunikasikan bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai. Guru dapat menunggu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan sejauh mungkin menghindari pembedaan prestasi di antara para siswa yang tidak perlu.
http://www.google.co.id/search?q=motifasi+belajar&btnG=Telusuri&hl=id&sa=2
MOTIFASI BELAJAR
A. Hakikat Motifasi Belajar
Motifasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan yang mengandung tiga element, yakni :
a. Bahwa motifasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu.
b. Dalam motifasi di tandai dengan munculnya rasa “feeling” seseorang.
c. Bahwa motifasi akan di rangsang adanya tujuan mengemukakan bahwa motifasi seorang
siswa adalah, di tandai dengan :
a. Minat mempunyai perhatian dan ingin ikut serta.
b. Bekerja keras serta memberikan waktu untuk berusaha, dan
c. Terus bekerja sampai tugas terselesaikan.
Menyebutkan ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu :
a. Kebutuhan
b. Dorongan
c. Tujuan.
Mengemukakan bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar yang mendorong tumbuhnya motifasi, yaitu : kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk berprestasi. Khusus kebutuhan untuk berprestasi, terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang di bebankan termasuk tugas-tugas dalam belajar.
b. Teori Motifasi
Mengemukakan bahwa terdapat beberapa teori motivasi, antara lain: teori dorongan, teori intansifi, teori motivasi berprestasi, teori motivasi kompetensi dan motivasi kebutuhan maslow.
Motivasi ini mempunyai fungsi tiga variabel, yaitu : harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, persepsi tentang nilai tugas dan kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini bersifat instrinsik dan relatif stabil.
Definisi adalah kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keamanan di cintai serta di akui dalam kelompoknya dan harga diri/prestasi.
Kebutuhan fisiologis adalah :
Kebutuhan akan minum, makan, pakaian dan tempat tinggal, termasuk di dalamnya kebutuhan biologis seperti seks.