Seleksi, Penempatan, dan Orientasi
Seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Kegiatan seleksi adalah memadukan kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Jadi, kebutuhan pelamar harus sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan tersebut.
Ada beberapa tantangan dalam proses seleksi. Yaitu, tantangan supply, tantangan ethis, dan tantangan organisasional.
Tantangan dalam proses seleksi yang pertama adalah tantangan supply. Yaitu, Terkait dengan ketersediaan calon. Dari sisi positif makin banyak pelamar, memungkinkan memilih yang terbaik. Namun, hal negatif dari banyaknya pelamar adalah pekerjaan administratif bertambah, waktu yang dibutuhkan dalam proses seleksi juga membutuhkan waktu yang banyak pula, sumber daya untuk melakukan proses seleksi juga banyak, dan dengan banyaknya jumlah pelamar maka biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemdidikan juga banyak yang menyebabkan beban semakin banyak pula.
Tantangan dalam proses seleksi yang kedua adalah tantangan ethis. Tantangan ethis berhubungan dengan kesetaraan gender. Lembaga pendidikan harus objektif dalam proses seleksi. Tidak boleh membeda-bedakan gender. Dalam seleksi juga tidak boleh ada family system (korupsi, kolusi, nepotisme), sogokan, surat sakti, harus ada transparasi dan formalitas berupa pembuktian dugaan atau hipotesis.
Tantangan seleksi yang ketiga adalah tantangan organisasional. Pada tantangan ini berhubungan dengan visi dan misi organisasi, keterbatasan mengenai sarana, pembiayaan, dan alokasi, materi pelayanan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Ada beberapa langkah-langkah dalam proses seleksi, yaitu seleksi administrative, tes-tes, wawancara seleksi, pemeriksaan referensi, evaluasi dan keputusan penerimaan.
Langkah yang pertama dalam proses seleksi adalah seleksi administrative. Seleksi administrative digunakan untuk mengetahui apakah secara administrative pelamar telah terpenuhi atau belum. Dalam seleksi administrative mencakup pengisian formulir, bukti pembayaran seleksi (jika ada), kelengkapan dokumen pendukung seperti ijazah, NEM, dan sertifikat, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Langkah yang kedua dalam proses seleksi adalah tes-tes. Tes-tes digunakan sebagai alat bantu untuk memadukan kriteria yang diterima dengan kondisi calon siswa atau pelamar. Alat tes harus memenuhi standar valid dan reliable. Tidak semua indikatir yang ditetapkan bisa diukur melalui tes. Materi-materi dalam tes berisi psikotes, tes pengetahuan yang berhubungan dengan potensi akademik dan tes performance. Tes harus memperhatikan aspek kelayakan (feasibility) dan aspek fleksibelitas.
Langkah yang ketiga dalam proses seleksi adalah wawancara. Wawancara berisi percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima (acceptability) calon. Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara secara individu dan wawncara secara kelompok. Jenis-jenis pertanyaan pada wawancara yaitu tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving, dan stress interview. Sikap pewawancara harus active listening, ramah, menunjukkan perhatian kepada orang lain. Dalam wawancara harus ada terminasi atau pemberitahuan jika waktu untuk wawancara telah habis. Pada saat evaluasi hasil wawancara harus ada acuannya. Ada beberapa hal kesalahan dalam wawancara, yaitu hallo effect adalah menggunakan data terbatas dan berprasangka tentang hal-hal lain, leading question adalah mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara, personal biases adalah perasangka pewawancara terhadap kelompok tertentu, dan dominasi pewawancara adalah menggunakan waktu untuk menceritakan diri sendiri pewawancara atau tidak relevan dengan materi pewawancara.
Langkah yang keempat dalam proses seleksi adalah pemeriksaan referensi. Dalam pemeriksaan referensi ada dua hal, yaitu personal reference dan performance reference. Personal reference adalah informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat, lebih menekankan aspek positif dari calon. Muatan dalam personal reference adalah kemampuan akademik, keamampuan financial, dan kemampuan menjalin proses pendidikan. Performance reference adalah referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon. Dapat dibuktikan dengan foto copy dokumen.
Langkah yang kelima dalam proses seleksi adalah evaluasi medis. Evaluasi medis dilakukan untuk menunjukkan kesehatan calon. Evaluasi medis dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Bisa dilakukan secara mandiri oleh lembaga pendidikan tersebut atau menyerahkannya kepada lembaga kesehatan tertentu yang telah ditunjuk lembaga pendidikan tersebut. Evaluasi medis dilakukan untuk mengurnagi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asuransi serta agar calon lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangan kesehatan.
Langkah yang keenam atau langkah yang terakhir dalam proses seleksi adalah keputusan penerimaan. Keputusan penerimaan dapat dilakukan pada papan pengumuman, surat, jaringan internet atau pun melalui telepon. Pada keputusan penerimaan materinya adalah mengumumkan calon hanya yang lulus saja, atau termasuk cadangan atau juga yang tidak diterima juga diumumkan.
Setelah melakukan proses seleksi, proses selanjutnya adalah proses penempatan, yaitu penempatan calon yang lulus seleksi pada kelas sesuai dengan kemampuan atau kondisi lainm peserta didik. Dasar penempatannya adalah hasil seleksi, homogen atau heterogen, jadwal belajar, gender, dan lain-lain.
Proses selanjutnya adalah orientasi atau induksi. Yaitu memperkenalkan siswa baru terkait hak dan kewajiban, dengan organisasi dan dengan siswa lain. Muatan materi dalam proses orientasi adalah masalah-masalah organisasional, perkenalan, memberitahukan mengenai hak dan kewajiban, fasilitas-fasilitas yang kan didapat, mekanisme, prosedur, ketentuan pembelajaran, pembimbingan dan ujian. Bentuk orientasi ada yang formal, yaitu membuat acara khusus dan informal (buddy system), yaitu siswa baru diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak terkait. Manfaat orientasi adalah penyesuaian diri, optimalisasi kemampuan dan menimbulkan kohesivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar